Perjalanan Kisah Waktu Part #1: Awal Gabung Blogger Deswita

By Manjie - 08.04

Perjalanan Kisah Waktu Part #1: Awal Gabung Blogger Deswita, - Setelah sekian lama blog ini ngganggur, kepikiran juga akhirnya untuk nulis lagi disini, awalnya sih males nulis konten blog dan berfikir untuk fokus saja nulis di portal berita bersama liputan liputannya. 30-31 Januari 2018 kisah nulis di blog dimulai, dalam event ngopi bareng KAI itu tak sengaja aku ketemu Nia Nurdiansyah, blogger dari Semarang yang kebetulan memang ditugaskan untuk nulis kegiatan ngopi bareng KAI di Stasiun Tawang semarang. 

ngopi bareng KAI
ini lo Nia Nurdiansyah, blogger yang akhirnya menginspirasi aku nulis blog lagi

ngopi bareng KAI
wawancara dengan koordinator komunitas kopi Nusantara Stasiun Tawang 

Dari obrolan ringan, akhirnya aku meminta tolong Nia untuk mau menjadi reporter dalam video @wonosobo1menit, dalam video ini aku ingin Nia berbincang ala-ala reporter/host yang mewawancarai responden, Waktu itu aku butuh sebuah video untuk mengangkat kopi Wonosobo sebagai media Publikasi, dengan koordinator komunitas yang terlibat dalam kegiatan ngopi bareng KAI Mas Sulthon.

Komunikasi dengan Nia berlanjut hingga sekarang aku tergabung di grup Blogger FK Deswita, hari terakhir Event KAI tiba-tiba saja Nia menawari untuk ikut kegiatan komunitas blogger  di Brebes "Eh.. tanggal 9-10 Februari ada acara tidak? kita ada acara bersama FK Deswita di Brebes, mau ikut?" kata Nia. Entah apa yang dibenakku waktu itu yang tiba-tiba saja ngomong yes (ini Spontan loh😅) dan akhirnya aku tahu acara brebes batal hingga pindah di Samiran, Boyolali.


Satu Langkah Awal Mencari Konten Blog

Awalnya bingung juga saat berangkat ke Boyolali, mungkin terlalu asik hanya main tempat wisata dikotaku saja (Wonosobo) dompet aja gak punya apalagi isinya hehehe..... Tapi saat melihat kebelakang, ada cita-cita yang sekian waktu terpendam belum kulaksanakan, kupikir tak ada salahnya mulai mewujudkan mulai dari sekarang. (pingin datengin semua tempat asik di Nusantara itulah keinginan terpendamku).

Peralatan dan segala hal tentang kebutuhan di Samiran nanti sudah siap, motor butut juga siap untuk meluncur ke terminal induk Wonosobo, tapi... pas lewat alun-alun malah lihat segerombolan Wartawan pada nangkring di paseban pojok alun-alun bersama para tukang sapu dan ingatlah aku kalau sekarang ada acara Slametan HPN (Hari Pers Nasional).

Yah.. akhirnya ikut acara dahulu, motong tumpeng dan segala prosesi selamatan pun di gelar... foto dan video pun menjadi koleksi untuk acara hari itu.
kok koleksi?
ya iya lah, karena ada acara di Samiran, Boyolali akhirnya tak satu katapun kutulis untuk artikel acara HPN, videonya juga tak sempat kuedit untuk ditayangkan di instagram kebanggaanku maupun You Tube hahahahaha...

Kebetulan acara pagi itu juga dihadiri oleh beberapa pejabat setempat, nah... salah satunya aku kenal deket karna masih kerabat ia adalah om Sumekto yang juga mantan Juara Dunia Pencak Silat di Thailand (tahun berapa aku lupa) tiba-tiba beliau nanya mau kemana bawa-bawa ransel dan kujawab  mau ke Samiran Boyolali. hasil dari percakapan singkat itu selembar kertas merah bertulis angka 100.000 pindah tangan, "ini buat nambah beli rokok" katanya, malu-malu kuterima saja  "klo rejeki emang gak kemana" batinku (duh yang ini kenapa kutulis ya, malu-maluin aja).

Singkatnya, perjalanan ke boyolali pun sukses dengan tiga kali ganti bus dari Wonosobo-Secang (Rp. 20.000), Secang-Bawen (Rp. 10.000), Bawen-Boyolali (Rp. 15.000). Nah, di terminal Boyolali karena waktu sudah menunjukkan pukul 15.30 wib angkutan ke Samiran sudah habis tak tersisa. setelah nanya sana nanya sini, akhirnya ada petugas Dinas Perhubungan yang mau nganterin ke perempatan RSUD Boyolali saat jam kerja habis."saya antar sampai ke perempatan RSUD ya, nanti dari sana kalau beruntung masih ada mini bus, kalau sudah habis berarti bisa ikut mobil bak terbuka pengangkut sayur sampai atas" jelasnya. (duh malah lupa nama petugas dishub itu).

boyolali
sudut terminal boyolali

Perempatan RSUD Boyolali, ternyata disana sudah banyak berjajar anak-anak sekolah yang juga nunggu angkutan umum untuk pulang kerumah. Sekali lagi keajaiban datang, telpon berdering dari nomer tak dikenal, ternyata rombongan Nia yang juga baru tiba di Boyolali dengan mobil pribadi (belakangan tahu itu nomor mbak Wati blogger dari Semarang). ke Samiran pun akhirnya dapat tumpangan, bersama Wahid, Nia, Artsenta, mbak Wati, mbak Ika dan mbak tanti, kami menuju Samiran dengan selamat.

Cerita di Samiran bisa baca juga di

PESONA SAMIRAN (1): GANCIK HILL TOP

Jalan-Jalan Ke Desa Wisata Samiran Boyolali







  • Share:

You Might Also Like

1 comments